Kisah Para Pengojek Kentang Sang Penantang Maut di Pucak Sari Probolinggo

Dokumentasi salahsatu Pengojek Kentang di pucaksari Probolinggo

PROBOLINGGO, (Himmahkpi.com) - Mungkin ketika mendengar kata “ojek” dalam benak kita akan muncul pengertian tentang sebuah jasa angkutan trasportasi yang siap mengantar kita kemana saja dengan motor bebeknya. Namun bagaimana ketika kita mendengar kalimat “pengojek kentang”?

Para pengojek kentang ini dapat kita lihat di dataran tinggi, seperti contoh di Pucak Sari (Desa Sapih) yang disebut-sebut pucak tertinggi di Probolinggo memiliki ketinggian 2.553 mdpl. Disana terdapat beberapa orang dewasa yang memiliki mata pencaharian sebagai pengojek kentang. Biasanya dalam mengojek mereka berkelompok dengan 4-6 orang pengendara motor.

Para pengojek kentang ini patut untuk diacungi jempol, pasalnya dengan bayaran Rp 100.000 per sekali dalam mengantarkan kentang dengan berat -/+ 200 kg, mereka rela menerjang perjalanan yang melewati perbukitan terjal dimana sisi kanan dan kirinya merupakang tebing jurang. Bahkan dalam sehari mereka dapat bolak balik hingga tiga kali dalam mengantarkan kentang. Tidak jarang pula para pengojek kentang ini tergelincir ban motornya ketika jalan licin setelah hujan. 

“Terselip ketika mengojek kentang sudah biasa Pak. Bahkan tidak jarang ada beberapa reka kita yang terjatuh ketika mengojek kentang dari atas ke tebing jurang. Perjalanan mengojek ini kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup”. Tutur salah satu pengojek kentang “Wiki”

Ini membuktikan bahwa para pengojek kentang di Pucak Sari lebih takut akan menggugurkan kewajibannya sebagai kepala keluarga daripada takut pada tebing jurang ketika mengangkut kentang dari Pucak Gunung.


Pewarta:

Faisal/Roz

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama