Kisah Sang Pedagang Kopi Situbondo, Berhasil Kuliahkan Anak Di Pelayaran

Situbondo,lensakomunikasi.com- Mohammad Sa'id, warga Kecamatan Panji, berjulan kopi di taman pancing, Kelurahan/Kecamatan Panji, pukul 21.00 Sabtu malam (11/2). Yang menarik, dari pria 50 tahun itu tetap semangat berjualan meskipun diguyur hujan.


Dokumentasi Muhammad Sa'id warga kecamatan panji berjualan kopi di taman pancing 



Pria tiga anak itu berjualan kopi sejak pukul 13.20 hingga pukul 23.00. dia berdagang sedirian tanpa ditemani oleh sang istri. Sebab sang istri sedang bekerja di Malaysia.

“Istri saya di malaysia. Dia bekerja disana. Tiga anak ya saya yang rawat,” ungkap Sa’id pada koran ini. 

Perjanan panjang Sa’id, dalam berjulan kopi cukup memilukan. Jika siang dia kepanasan, kalau malam kedingingan. Apalagi saat turun hujan, dia hanya menepi di bawah terop. Dia juga mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan dari siapapun. 

“Saya tidak pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah Desa Curah Jeru, pemerintah kabupaten maupun pusat, bantuan sembako maupun tunai tidak pernah saya terima, padahal saya sehari-hari harus menjual kopi di taman Panji ini," Ujarnya.

Masih kata Sa’id, dia mempunyai tiga orang anak, yang pertama berhasil menempuh pendidikan jenjang Strata satu di akademi Pelayaran, untuk anak yang kedua baru menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama dan anak ketiga masih duduk dibangku sekolah menengah pertama.

“Semoga saja kedua anak saya juga mampu menyelesaikan kuliah,” harap Sa’id.

Musim hujan seperti ini, lanjut Sa’id, cukup sulit mendapatkan penghasilan. Alasannya, pedagang kopi sepertinya lebih banyak meraup untung pada malam hari dari pada siang hari.

“Sekarang sering hujan malam. Padahal, pelanggan lebih banyak malam. Kadang saya tidak dapat hasil sama sekali,” tutupnya.





 (wil)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama