Peran Mahasiswa: Pentingnya Membangun Kesadaran Masyarakat Ilmiah

Peran Mahasiswa: Pentingnya Membangun Kesadaran Masyarakat Ilmiah
Khoirul Mahasiswa KPI STAINH Semester V

Smartzone.site - Membahas soal perkuliahan di kalangan mahasiswa tentu akan kembali mengingat tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, pembelajaran, pengabdian serta penelitian. Tetapi ada pula yang beranggapan bahwa salah satu keberhasilan dalam perkuliahan adalah memiliki nilai yang bagus dan tinggi. Padahal sesungguhnya kuliah itu bukan hanya mengejar IPK (Indeks Prestasi Komulatif). Meski IPK itu penting, tetapi bukan satu -satunya alasan menjadi keberhasilan dari mahasiswa itu sendiri. Satu sisi suatu penilaian baik maupun IPK tinggi dapat membantu dan menjembatani karir seseorang atau mahasiswa ketika memperoleh gelar sarjana, misalnya ketika melamar pekerjaan dan semacamnya bahkan juga bisa bertujuan untuk membuat orang di sekitar kita percaya akan prestasi dan kualitas kelimuan selama menjadi mahasiswa hingga sarjana.

Sejatinya, perkuliahan adalah menyadari proses pembelajaran, mencari pengalaman, membangun kualitas keilmuan dan proses penempaan diri, semua itu merupakan suatu proses yang sesungguhnya.

Pada masa proses penempaaan diri, seharusnya mahasiswa perlu menyadari akan hal-hal yang wajib dilakukan selama menjadi mahasiswa, sadar akan identitas dirinya sebagai mahasiswa termasuk sadar bahwa dirinya sebagai agen perubahan sosial, kontrol dan agen intelektual sehingga ada beberapa aktifitas yang tidak boleh ditinggalkan oleh mahasiswa yakni membaca, berdiskusi dan menulis dengan dikemas dalam bentuk karya.

Oleh sebab, itu kami berpendapat bahwa mahasiswa dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin, membangun interaksi yang baik,menata jaringan seluas-luasnya, melakukan dialektika intelektual dengan semua pihak baik sesama mahasiswa maupun organ ilmiah lainnya terutama kesadaran berorganisasi baik intra maupun ekstra kemahasiswaan.

Ketika mahasiswa itu hanya terpaku pada aktifitas perkuliahan di kelas saja atau usai kuliah pulang, tanpa ada aktifitas ilmiah di luar jadwal perkuliahan maka dapat dipastikan mahasiswa tersebut berpotensi akan terkungkung, bahkan merugi sebab salah satu upaya untuk meningkatkan cakrawala berfikir serta meningkatkan kualitas keilmuan seharusnya memberikan ruang untuk mengikuti aktifitas ilmiah di luar jadwal kuliah.

Bicara soal IPK maupun nilai yang bagus termasuk gelar akademik kesarjanaan adalah hal yang mudah dan pasti bisa diperoleh. Namun, menyoal tentang kualitas intelektual serta pengalaman mumpuni adalah sesuatu yang belum tentu dimiliki, sebab memperoleh nilai IPK tinggi bukan salah satu gambaran dari kualitas dan pengalaman mahasiswa tetapi proses penempaan dirilah yang menjadi simbol keberhasilan.

Seandainya dapat direfleksikan tentang hakikat dan tujuan dari kehidupan manusia adalah menjadi insan yang bermanfaat untuk pribadinya, keluarga, agama bangsa dan negara.

Bukankah hidup manusia di bumi ini cukup singkat, sejak dalam kandungan, dilahirkan, menjadi anak kecil, menjadi pemuda, dewasa hingga menjadi orang tua, terkadang kita belum tahu kelak bagaimana? ditakdirkan menjadi apa? membanggakan atau tidak, menjadi pribadi yang sukses dan bermanfaatkah, kita belum tahu pasti.!!

Sejenak kita berpikir dengan bernostalgia kepada pendahulu kita, mereka bersusah payah memperjuangakan bangsa dan negaranya, mengorbankan segala hal yang dapat dikorbankan, termasuk cita-citanya mewujudkan kemerdekaan bangsanya, apapun mereka lakukan dengan penuh tumpah darah, ide, kreasi komitmen dan kesadaran. Sejauh itu penulis meyakini bahwa apa yang mereka lakukan bertujuan untuk masa depan bangsa dan negaranya, generasinya bahkan masa depan masyarakat Indonesia.

Maka dari itu sebuah proses penempaan diri membutuhkan banyak waktu dan kesempatan, butuh komitmen dan kesadaran serta butuh niat dan motivasi yang kuat karena tidak ada keberhasilan yang diperoleh dengan waktu yang instan, secara spontanitas meniadakan proses yang cukup melelahkan. Lalu muncul pertanyaan sebagai mahasiswa tentang cita-citanya dan masa depannya,? 10 tahun maupun 20 tahun ke depan menargetkan menjadi apa? Apakah cukup dengan model IPK Tinggi atau nilai yang bagus? Maka jawabanya adalah belum tentu bahkan penuh dengan tanda tanya

Selain itu perlu juga merumuskan kerangka berfikir yang kritis, sebagai mahasiswa harus menyadari akan eksistensi dirinya untuk selalu peka terhadap realitas sosialnya sebab semestinya insan akademik akan terus menggali potensi dirinya, pencarian bakat dan minatnya bahkan kekurangan serta kelebihannya, Sehingga kelak mampi menjadi pribadi yang bermanfaat.

Persoalannya adalah terdapat beberapa mahasiswa yang hanya berpedoman dengan tradisi hedonisme dimulai dengan mencari kesenangan hidup, kepentingan individu, kepentingan kelompok dan sejenisnya, sehingga ketika mereka mempunyai gelar akademik sarjana maka tidak mampu bertanggung jawab atas kesarjanaannya.

Seharusnya problematika sebagaimana di atas dapat dijadikan cambuk untuk membangun kesadaran intelektual dan sosial untuk mewujudkan cita-citanya melalui langkah sederhana dengan bisa memulai dari hal-hal kecil seperti membaca, berdikusi dan menulis termasuk berorganisasi.

Pada kenyataaannya hari ini mahasiswa ada sebagian yang menilai hanya tahu namun tidak sadar akan pengetahuannya, mulai dari bagaimana seharusnya bisa memberi banyak kontribusi, kepada sesama bahkan kepada khalayak, jugak kerap kali, mahasiwa terkadang ambigu dalam memerankan dirinya dalam tatanan sosial, sehingga kerap kali, hiburan ,kebiasaan dan kesenangan menjadi alternatif untuk dirinya menjauh dari tanggung jawab sebagai insan ilmiah.

Sehingga fenomena ini merembet kepada eksistensi mahasiswa sebagai masyarakat ilmiah, sesungguhnya di kampus-kampus telah banyak mahasiswa yang memiliki kompetensi luar biasa dalam bidang tertentu namun mereka kerap kali terjebak dengan sesuatu yang tidak berdampak terhadap asa depannya.

Peran Mahasiswa:

  1. Mahasiswa harus mampu sadar diri;
  2. Mahasiswa harus menjadi pelopor perubahan;
  3. Mahasiswa harus mampu sadar lingkungan;
  4. Mahasiswa harus mampu menjadi penyambung aspirasi masyarakat.

Peran mahasiswa sebagaimana disebutkan di atas, selaras dengan gagasan salah satu pakar sosiologi dan ahli dalam melakukan perubahan di Amerika Serikat yakni Carl. I. Hovland, bagaimana seorang pemuda harus selalu berupaya dengan sistematis untuk merumuskan dan menyusun kerangka masa depan yang ditandai dengan perubahan pendapat untuk lebih maju dan sikap yang harus dijadikan sosok tokoh tepat"l.

Saat inilah, mahasiwa harus benar benar bangkit dari keterpurukan dan jangan diam bila ada persoalan, katika mahasiswa sudah memiliki kemampuan maka jadikanlah kemampuan itu sebagai pengalaman untuk berkiprah di masa depan, maka jayalah bangsa kita jayalah negerinya, hormatilah pemuda masa kini adalah generasi dimasa mendatang.
Salam mahasiswa .

Penulis: Khairul Mahasiswa KPI STAINH Semester V

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama