Kisahku di MAN 2 Situbondo, Saat Hujan Sepatuku Anti Basah

Kisahku di MAN 2 Situbondo, Saat Hujan Sepatuku Anti Basah
Sepatu fantouvelku, terletak di antaranya.
Situbondo, himmahkpi.com Jam dinding Menunjukkan 12.05, di saat itu susasana sangat berbeda dari sebelumnya. Bagaskara tidak menampakkan diri seperti biasanya, bersembunyi di balik awan hitam yang menyelimuti langit sekolah menandakan akan segera turun hujan, bau tanah pun terdengar dari arah selatan.

Suara adzan baru selesai di kumandangkan, siswa-siswi keluar dari kelas masing-masing, menuju ke Mushallah untuk salat dzuhur berjamaah seraya membawa mukenah, sedangkan yang siswa membawa kopyah hitam yang menjadi identitas sekolah MAN 2 Situbondo. 

Aku masih duduk di pojok sekolah, lebih tepatnya di kantin. Terlihat siswa-siswi membeli makanan dan minuman. Aku berempat dengan kawanku sambil lalu menunggu teman yang sedang pergi ke tempat Wudhu, kebetulan aku ada tugas dari kampus STAINH Peleyan-Kapongan-Sotubondo, PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) adalah syarat untuk Wisuda Strata 1(S1) sudah menjadi program wajib ketika mahasiswa ingin mencapai wisuda.

Beberapa menit kemudian tiba-tiba suara iqomah di kumandangkan dari arah Mushallah, aku dan teman-teman seperjuangan bergegas pergi ke Mushallah untuk melaksanakan shalat dzuhur berjamaah bersama siswa-siswi dan guru Sekolah MAN 2 Situbondo semuanya pada pergi ke mushallah, siswa-siswi, guru, satpam dll. Untuk melaksanakan shalat berjamaah.

Tetap seperti biasa aku membuka sepatu, kaos kaki dan aku letakkan di depan teras mushallah. Aku berjalan ke dalam mushallah seraya membuka jasket kebanggaan yang aku pakai ketika bertugas pun shalat sudah satu rakaat di laksanakan terpaksa aku harus jadi makmum masbuk. 

Setelah shalat aku bergegas pergi ke luar mushallah, awan pun mengeluarkan air seakan-akan tidak bisa membendung setiap tetes turunnya air hujan, semakin lama semakin deras, perkiraan 15 menit . Kemudian tiba-tiba redah dengan sendirinya, siswa-siswi pun panik keluar saling berebut jalan, saling senggol satu sama lain. Ada yang santai dan tenang, menganggap tidak ada apa-apa, aku berjalan menuju ke arah teras Mushallah, aku khawatir pikiran pun sudah menjalar kemana-mana.

"Waahh, gak bisa masuk besok ke sekolah kalau sepatu kehujanan" gumamku. Aku langsung menuju teras mushallah tempat aku meletakkan sepatu itu.

Sontak aku kaget, tiba-tiba sepatu ku tidak ada di tempatnya, "kemana yah,?" Aku bingung, tidak tahu harus bagaimana, "gak bisa masuk kalau sepatu tidak ada ini". Terus aku mencari sepatuku bersama empat temanku, aku cari kemana-mana, arah barat, timur, utara pun tidak ada.

Lima menit kemudian ada siswi yang menyapa dari belakang, aku kaget dengan suara yang nyaring yang berasal dari belakangku.

"Mas, mas, cari apa?" Tanya kepadaku, ku tolehkan kepala ke belakang, tiba-tiba ada seorang perempuan yang berdiri tegak tepat di belakangku memakai kerudung putih berliris biru, wajah merona, matanya indah, pun kulitnya kuning langsat. 

"Cari sepatu dik" jawabku sambil menggaruk jidatku, menandakan kebingungan.

"Itu sepatunya mas," sambil menunjukkan tangannya ke arah selatan. "Tadi di pindah sama teman-teman gara hujan, takut basah" lanjutnya.

Tiba-tiba perempuan itu pergi, ke arah selatan menuju ke kelasnya. Aku pun belum mengucapkan terimakasih kepada perempuan itu, mulutku gugup untuk memanggilnya. Karena aku tidak tau siapa namanya, tapi tak apalah yang penting sepatu ku sudah ada. Semoga di balas kebaikannya sama Allah. Amin ya rabbal alamin.

"Dari kisah ini, dapat kita petik moral valuenya. Dimana, siswi MAN 2 Sitibondo memiliki kepedulian dan penghormatan yang sangat terhadap kami selaku tamu sekaligus kawan belajar di sekolah."

Hafidz Jr.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama