Gambar istimewa : Abuya Sayyid Muhammad Aljufri saat membaca kitab Ihya'Ulumuddin di depan alumni |
Situbondo, himmahKPI. Com - Pengajian rutin kitab ihya’ ulumuddin bersama Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda (PPNH) yakni Abuya Sayyid Muhammad Taufiq Aljufri dengan para Alumni Putri yang bertempat di dalem pengasuh. Adapun penjelasan kali ini membahas tentang “ WAS WASNYA HATI “. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Imam Ghazali dalam kitab ihya’ Ulumuddin bahwa Sayyidina Jabir bin Ubaidah Al-Adawi berkata : “Aku mengaduh pada Sayyidina 'Ala’ bin ziyad tentang rasa Was was yang ada dalam hatiku“. Kemudian Sayyidina ‘Ala’ menjawab : "Was Was itu perumpamaannya seperti sebuah rumah yang dilewati oleh maling, bila terdapat sesuatu barang yang berharga didalamnya maka maling itu akan masuk, maka jika tidak ada barang berharga maka ia akan lewat saja dan meninggalkannya.” Dinukil dari kitab ihya' ulumuddin juz III halaman 27. Sabtu, (18/04).
Pengajian ini dilaksanakan secara istiqomah setiap 1 minggu 1 kali dengan anjangsana antar sesama alumni putri PPNH. Saat ini pengajian ditempatkan langsung di dalem pengasuh. Maksud dari diadakannya pengajian ini adalah untuk tetap bisa menambah wawasan pengetahuan, sebagai bekal hidup bermasyarakat, menambah rasa cinta kepada Guru dan PPNH dan lain sebagainya. Jelas Indawati salah satu alumni putri PPNH.
"Sesuai dengan penjelasan Abuya bahwa hati seseorang yang didalamnya selalu berdzikir/ingat pada Allah tidak akan ada jalan bagi syaitan untuk memasukinya. Was was itu lahirnya dari syaitan. Syaitan yang selalu menggangu aktifitas manusia dimanapun ia berada, terutama ketika dalam wudhu’ sampai kepada shalat. Seperti; syaitan yag selalu mengganggu kekhusyu'an shalat. Imbuhnya.
Abuya Sayyid Muhammad Aljufri juga menyampaikan bahwa tingkatan khusyu’ ada 3 yaitu:
الاول : خشوع الاولي = الذين يصلّون مع شروطها وركونها فعلية و قولية كاملا
الثاني : خشوع الوسطي = الذين يصلّون مع شروطها وركونها فعلية و قولية كاملا مع الوجود الحضورفي تكبيرة الاحرام.
الثالث : خشوع العليا = الذين يصلّون مع شروطها وركونها فعلية و قولية كاملا مع الوجود الحضور في ابتدائه وفي اثنائه وفي نهائه
Dari tiga tingkatan di atas kita dapat mengetahui berada dimanakah kita dalam tingkatan kekhusyu'an melaksanakan sholat, apakah di tingkatan pertama, kedua atau ketiga karena hanyalah diri sendiri yang tahu terhadap tingkatan kekhusyu'an dalam shalat. Cepatlah kembali pada Allah ketika syaitan mampu memasuki hati kita. Pada suatu ketika Sayyidina Amr bin ‘Ash berkata pada Nabi : “ Ya Rasulullah keadaan syaitan itu ada diantaraku dan diantara shalat dan bacaanku. Maka Nabi menjawab : “ ia itu syetan yang dinamakan “ KHINZIB “. Jika kamu merasakannya maka berindunglah pada Allah dan berdahaklah ke arah kiri tiga kali, aku melakukan itu tersebut kemudian Allah menghilangkannya dariku“ .
Dalam hadits lain juga dikatakan “sesungguhya syaitan yang menggangu dalam wudhu’ itu adalah syaitan “ WALHAN “ maka berlindunglah kamu pada Allah.
Dalam penjelasan diatas beliau juga menyampaikan bahwa syaitan memiliki 14 nama diantaranya :
1. Al-wASIN = Syaitan yang menggagu kita ketika kita ditimpa musibah
2. Al-‘A’war = Syaitan yang menyuruh kita cinta / nafsu pada lain jenis yang bukan
mahramnya.
3. Al-Masuth = Syaitan yang melebarkan & menyempitkan cerita
4. Ad-Dzasim = syaitan yang menyuruh kita agar tidak mengatakan salam ketika sampai
dirumah, tidak baca Doa ketika makan, dll
5. Az-zalanbur/Az-zalitun = tugasnya berada di pasar menjaga pembeli & penjual
6. Al-Walhan = menganggu konsentrasi wudhu’
7. Al-Khinzib = menganggu konsentrasi Shalat
8. Al-A’wan = Petugas mendhalimkan Para Pejabat
9. Al-Haffaf = petugas mengajak minum khamar dan makanan yang diharamkan oleh
Allah.
10. Al-Murroh = Petugas mengajak selalu suka musik
11. Lakuus = Petugas mengajak menyembah berhala ( Selain Allah )
12. Al-Watsiin = petugas yang selalu mengganggu ank2 bayi menangis.
13. Al-Wasnan = Syaitan yang selalu menempel untuk mengajak agar tidak Qiyamul Lail “ Shalat Tahajjud “
14. Abyad = Menggoda para Wali Allah.
Mari kita kenali nama-nama syetan tersebut. Kira – kira syaitan manakah yang selalu menggangu kita. Tambah Abuya.
RM
Tags:
Lingkungan Pesantren