Menjadi Seorang Angkasa/wati, Rupanya Mudah!

Menjadi Seorang Angkasa/wati, Rupanya Mudah!
Peserta PPL'20 nampak sedang berpraktek  menyiar 
Situbondo, himmahkpi.com Selamat pagi, siang, sore, malam. Selamat beraktivitas bagi semua yang sedang mensyukuri nikmat Allah. Satu pekan PPLku telah usai. Aku, Siti Nur Fadilah bersama rekan sejawatku, Muhammad Humaidi melakukan kewajiban sebagai mahasiswa aktif di kampus tercinta  STAI Nurul Huda Peleyah Kapongan Situbondo dengan mencari ilmu dan pengalaman dilapangan kemudian ikut serta mempraktikkannya. Pada fase pertama, kami di utus untuk menambah wawasan keilmuan di salah satu instansi mengenai broadcasting, yaitu di studio Radio Suara Rengganis dengan channel 104,5 Fm yang lokasinya berada di Jl. Moh. Seruji Plaosan, Patokan Kabupaten Situbondo Jawa Timur. 

Disana, kami belajar tidak cukup lama. Namun, alhamdulillah dengan waktu yang berkisar 1-20 hari cukup membuat kami tahu dan menyerap ilmu dari seluruh Kru Rengganis yang saat itu dengan ekstra membimbing kami soal penyiaran. Berangkat pada tanggal 27 januari dan berakhir  pada tanggal 13 februari, kemarin. Kemudian, penasaran kenapa di judul awal mengungkap bahwa untuk menjadi seorang angkasa/wati itu sangat mudah? Mari baca terus hingga titik akhir tulisan. 

Pembelajaran awal, pada hari kedua tepatnya. Kami mulai disuguhi dengan berlembar kertas yang telah tertera tinta hitam diatasnya. Itu menunjukkan bahwa torehan tinta tersebut adalah sebuah informasi terkini yang di ambil dari sumber website terpercaya, such as; Detik.com, beritajatim.com dan kompas.com. melihat hal itu, salah satu dari kru Rengganis Didik Suryanto selaku pengelola radio, ia dengan sigap memberikan lembaran kertas padaku begitu juga Humaidi.

Saat menerima kertas tersebut kulihat jam berdenting hampir jam 09.00 WIB. Di jam tersebut aku mendapat instruksi untuk membaca Info Rengganis Terkini (IRT) yang hal itu rutin di bacakan tiap jam sekali. Aku mulai terbingungkan akan hal itu. Oleh karenanya aku mendatangi salah satu angkasawati, (eh.. bukan yang terbang-terbang ke angkasa itu) tapi nama lain dari pewara atau penyiar. Bak Vera, panggilan akrabnya. Aku meminta untuk di bimbing bagaimana cara membaca berita yang tepat dan terdengar renyah di telinga pendengar khususnya fans-fans Rengganis yang dengan setia menturn on radio demi mendengarkan informasi terkini begitu pula beberapa hiburan lainnya. Alhasil, setelah aku mengulang membaca untuk yang ke sekian kalinya, akhirnya lidahku sudah mulai terbiasa bergoyang. Artinya tidak melulu monoton dalam membacanya. Sedikit memperhatikan nada dan tinggi rendahnya suara. Sedangkan, si Humaidi rekanku itu, ia sedang memasuki ruang rekaman untuk mengetahui berbagai alat rekam serta beberapa elektro yang digunakan dalam kelengkapan di studio tersebut. 

Hari berganti hari, aku, begitu juga temanku telah diberi kepercayaan penuh untuk mengaplikasikan fasilitas yang berada di studio selama tahap pembelajaran dan praktik. Misal, di ruang pengelola. Tersedia komputer untuk mencari, mengedit, membuat dan mengeprint berita. Juga di ruang siar, terakhir di ruang rekam  dan ruangan bersantai. Selang beberapa hari, telah menjadi kebiasaan bagi ku mulai 08-00 WIB mencari berita kemudian membacakannya serta mengikuti pewara lain saat menyapa pendengar dan aktif pula didalamnya. Dalam hal ini, kita dituntut untuk selalu ceria-bahagia, seolah kita sedang bekomunikasi secara langsung dengan pendengar. Seluruh beban kita letakkan di kaos kaki, galau kita letakkan di kantong baju. Karena bagaimanapun, sebagai pewara harus benar-benar  komunikatif dan kreatif membuat seluruh pendengar suka, dan mengalir di dalamnya. Intinya tidak membuay boring. Yang ku ingat, saat aku mendapat salam dari salah satu fans Rengganis yang salam itu berisikan "Salamnya buat Bak Dila yang lagi di studio. Meski saya tidak tau orangnya. Tapi yang pasti bak Dila ini orangnya cantik". Usai mendengar salam tersebut, telingaku mulai melebar, fikiranku juga beterbangan dan aku langsung berubah menjadi seorang ratu Aurora yang kecantikannya tiada lawan. Ampun... Ini sebuah hayal. 

Fokus pada pembahasan awal. Bahwa menjadi seorang broadcaster itu sangatlah mudah. Menurut Humaidi, partner PPLku di Rengganis. Ia mengatakam bahwa sebelum membaur dan berpraktik di dunia penyiaran ia merasa gerogi dan tidak percaya diri akan kemampuannya. "Ini pertama kalinya suara saya mengudara. Langsung berhadapan dengan mikrofon. Dan saya gugup, bahkan gemetar. Lebih gugup lagi dari pada menghadapi orang tua si do'i" beber Humaidi padaku juga pada sebagian Kru Rengganis dengan sesikit bercanda. Namun, seiring berjalannya waktu dimana membaca berita sudah menjadi kebiasaan di tiap harinya. Well, dapat kita tangkap bahwa setelah kita belajar melunakkan lidah, artinya menyesuaikan dengan intonasi atau kaidah dalam membaca berita. Maka, Percaya Diripun menjadi kunci utama dalam hal menyiar. Ini menjadi satu poin penting yang kami catat. 

Kemudian, terlepas dari percaya diri. Saat penyiaran berlangsung, maka bagi pewara pemula seperti aku dan kawanku pasti pernah mengalami kesalahan dalam membaca. Saat aku salah dalam membaca kata, maka akan mengurangi nilai elok dari pendengar. Seperti yang telah aku alami. Ketika salah artikulasi. Menurut Robi, salah satu pewara di Radio Rengganis. Mengatakan bahwa seorang angkasa/wati yang baik yaitu dengan memperkatikan tidak kata; Maaf, Tolong dan Terimakasih. "Sebenarnya ada tujuh sih, tapi yang 3 ini sudah mewakili dari ketujuh hal tersebut. Yaitu Maaf, Tolong dan Terimakasih" papar Robi. So, ketika kita mengalami kecelakaan pelafalan kata, maka kata yang tepat adalah Maaf, Tolong dan Terimakasih. Example, "Penanggulangan bencana banjir yang dilakukan oleh BPDB, Maaf. BPBD Situbondo".

Selanjutnya rekaman. Heri, selaku operator di Rengganis membimbim kami soal bagaimana cara merekam, memberi efek pada suara dsb. Hal iti dapat dilakukan dengan mudah, tergantung bagaimana kita mau menekuninya. Misal, kita akan membuat spot/iklan. Sedang iklan itu hanya berbentuk pamflet. Maka, bagaimana kita berkreasi untuk menjadi kalimat yang menarik dan menggugah para pendengar. 

Nah, gampang kan menjadi seorang angkasa/wati. Pertama, Mencari, mebuat berita, membaca (memperhatikan intonasi) dan menyapa pendengar dengan menampung serta menyampaikan salam dari fans radio serta mengoperasikan. Kedua, rekaman audio dan membuat spot atau jingle. Tidak perlu bingung dan pusing. Begitu saja sudah cukup.

Sekian Terimakasih

#SNF

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama