RAMADHAN : Melatih Diri, Untuk Selalu Berpikir dan Berbuat yang Bernilai Ibadah

 

RAMADHAN : Melatih Diri, Untuk Selalu Berpikir dan Berbuat yang Bernilai Ibadah

Tulisan ini merupakan cuplikan hasil mengaji Ihya' Ulumiddin bersama Guru Kami Habib Muhammad Taufiq bin Habib Musthafa al Jufri, Di Kediaman Ustadz Salim Curah Saleh Seletreng 21 April 2021 M/9 Ramadhan 1442 H.


Tidak banyak yang kami tangkap dari sekian kekayaan penjelasan Beliau. Namun ada beberapa catatan dari dawuh yang dijadikan maqolah oleh Al Imam Al Alim Al Allamah Al Arif Billah Al Ghazali Attusi. Salah satunya adalah Imam Juneid sebagai salah satu pegangan kita Ahlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA) dalam bertasawuf. Beliau dawuh (arabnya sebagaimana di lampiran gambar) : Aku lebih menyukai seorang murid yang pemula kepada tidak menyibukkan hatinya dengan 3 (tiga) hal, karena jika tidak, maka akan merubah terhadap keadaannya (murid).  Diantara tiga hal yaitu bekerja yang berlebihan, mencari cerita (berita), dan menikah. 


RAMADHAN : Melatih Diri, Untuk Selalu Berpikir dan Berbuat yang Bernilai Ibadah


Yang dimaksud adalah berlebihan sampai lupa daratan. Dan 3 (tiga) hal ini tidak berarti terlarang, bahkan menjadi kewajiban/kesunnahan apabila tidak berlebihan dan sampai menyibukkan hati kita.


Kemudian Beliau melanjutkan, "Aku lebih suka bagi seorang sufi untuk tidak menulis dan membaca (yang tidak meningkatkan ketaqwaan kepada Allah), sehingga terkumpul semua angan angan/keinginan".


Ini seiring dengan dawuh Hadratal Habib Musthafa bin Habib Alwi Al jufri " Bacalah kitab/buku yang dapat mendekatkan diri kepada Allah".  Jadi yang menjadi ukuran dalam bertingkah apalagi dalam membaca itu adalah Allah. Karena pengaruh membaca dalam keadaan tingkah kita sangat besar pengaruhnya. Berapa banyak orang yang membaca buku radikal, menjadi radikal atau sebaliknya buku liberal. Oleh karena itu, kita harus berhati hati. Nah, sekarang sudah berkembang, banyak masyarakat kita yang beralih menonton media online (web, FB, IG, WA atau YouTube), tanpa didasari dengan peningkatan ketaqwaan dan keimanan, yang akhirnya menjadi jauh dari Allah SWT. Dalam hadits Rasulullah bersabda, _jika seseorang berrambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayahnya, maka akan semakin jauh kepada Allah._


Imam Junaed masih melanjutkan dawuh diatas " Maka jika jelas jelas, lezatnya bersenggama/menikah sama seperti lezatnya makan sampai jauh dari menyibukkan kepada Allah, maka berhati hatilah".


Subhanallah, ini yang selalu Hadratal Habib Musthafa bin Alwi Al Jufri sampaikan dibeberapa tempat, " Hidup tidak hanya untuk bersenggama, tidur dan makan". Dan dawuh Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki " Surga itu tidak Gratis.


 *Ya Allah, semoga kita selalu dalam lindungannya* 


Adi Susianto

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama